Sabtu, 19 Oktober 2013

PEMERIKSAAN LEOPOLD SERTA GAMBAR

Pemeriksaan Leopold Pada Ibu Hamil


Pemeriksaan Leopold I
untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
  • Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis)
  • Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).
  • Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
  • Konsistensi uterus.
Pemeriksaan Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin. 
Petunjuk pemeriksaan
  • Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
  • Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).





Pemeriksaan Leopold III
Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah sudah masuk atau masih goyang.
Petunjuk cara memeriksa :
  • Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
  • Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
  • Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu.
  • Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong)
  • Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin.

Pemeriksaan Leopold IV
Untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
  • Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
  • Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
  • Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.
  • Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang  bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
  • Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

PEMERIKSAAN LEOPOLD

Pemeriksaan Leopold Pada Ibu Hamil


Pemeriksaan Leopold I
untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.

Caranya:
1.  Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. 
2. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. 
3.Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis)
4. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).
5. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
6. Lihat konsistensi uterus.



Pemeriksaan Leopold II

Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.

Caranya:
1. Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).



Pemeriksaan Leopold III

Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah sudah masuk atau masih goyang.

Caranya:
1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
2. Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
3. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu.
4. Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong)
5. Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin.


Pemeriksaan Leopold IV

Untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
 
Caranya:
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
2. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
3. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.
Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang  bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
4. Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.


Menentukan usia kehamilan :
* Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
* Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat.
* Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
* Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
* Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.
* Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
* Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus xipoideus.
* Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).

Selasa, 08 Oktober 2013

Meski Imunisasi Sudah Lengkap, Ini Pentingnya Rutin Bawa Anak ke Posyandu

 
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta, Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, terjadi penurunan signifikan terkait kunjungan ke posyandu setelah imunisasi anak dianggap lengkap. Padahal nyatanya anak sebaiknya justru tetap rutin dibawa ke posyandu hingga usianya mencapai 5 tahun.

"Jadi biasanya, semakin tinggi usia anak, ibu menganggap bahwa imunisasinya sudah sukses. Lalu kalau imunisasinya sudah sukses atau sudah selesai, ia menganggap sudah tidak perlu lagi datang ke Posyandu," ujar Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Pengumuman Juara Kontes Nasional Posyandu Peduli TAT 2013, yang diselenggarakan di Hotel Mercure Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (8/10/2013).

Padahal kunjungan ke posyandu tak hanya sekadar melengkapi imunisasi, tetapi juga kontrol berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Dengan begitu akan dapat dideteksi dengan baik jika memang anak mengalami masalah gizi maupun masalah pertumbuhan dan perkembangan.

"Sayangnya, anggapan yang selama ini diyakini adalah bahwa datang ke posyandu itu anak hanya ditimbang saja," ujar Prof Ali.

Meskipun demikian, penurunan angka kunjungan ke posyandu setelah anak berusia di atas 1 tahun menurut Prof Ali juga bisa muncul akibat alasan-alasan lain. Salah satunya adalah anak tertidur tepat pada saat hari kunjungan posyandu.

"Ibu biasanya cenderung akan kasihan dan tidak tega untuk membangunkan, jadi akhirnya tidak ke posyandu," ucap Prof Ali.

Selain itu, alasan kedua bisa saja karena ibu kerepotan mencari nafkah, misalnya ia berladang. Ini tentu juga akan membuat ia tidak bisa membawa anaknya ke posyandu. Alasan-alasan sepele inilah yang menurut Prof Ali membuat partisipasi ibu dan anak ke posyandu menjadi rendah.

Di samping alasan-alasan tersebut, yang paling sering terjadi adalah fakta bahwa anak-anak berusia 3 tahun saat ini sudah banyak yang masuk dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sehingga ibu menganggap anaknya sudah sehat dan kunjungan ke posyandu menjadi tidak penting.

"Oleh karena itu, saya kira integrasi antara PAUD dan posyandu bisa dilakukan. Hari PAUD dan hari posyandu ada yang disamakan, jadi pada saat anak PAUD, ia juga bisa ditimbang. Intinya partisipasi yang harus lebih didorong oleh semua pihak, termasuk kita, agar ibu mau membawa anaknya ke Posyandu," tegas Prof Ali.

http://health.detik.com/read/2013/10/08/194848/2381803/764/meski-imunisasi-sudah-lengkap-ini-pentingnya-rutin-bawa-anak-ke-posyandu?l992205755

Lima Kebiasaan Yang Harus Dihindari Jika Ingin Tidur Nyenyak

Ingin Tidur Nyenyak? Ini Lima Kebiasaan yang Paling Harus Dihindari

 
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta, Kurang tidur bukanlah kondisi yang bisa disepelekan atau diabaikan. Sudah banyak studi yang membuktikan bahwa kurang tidur dapat memancing berbagai gangguan kesehatan. Untuk mengatasinya, Anda perlu tahu kebiasaan apa saja yang membuat insomnia atau kerap begadang.

Kebiasaan-kebiasaan ini tak hanya perlu Anda ketahui dan cermati saja, tapi juga harus dihindari demi mendapatkan tidur yang berkualitas. Simak lima kebiasaan teratas yang harus dihindari jika ingin tidur lebih nyenyak seperti dikutip dari Times of India, Selasa (8/10/2013) berikut ini.

1. Ngemil di malam hari
Sisa pizza atau sekotak donat yang dibeli tadi siang mungkin begitu menggoda Anda, tapi hati-hati, ngemil di malam hari merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering dilakukan sekaligus membuat seseorang susah tidur.

Lagipula ngemil larut malam juga dikatakan dapat menyebabkan gastroesophageal reflux disorder (GERD) yang meningkatkan kadar keasaman perut dan membuat seseorang merasa tak nyaman dan tenang menjelang tidur.

2. Terlalu banyak menonton TV
Jangan pernah lengkapi kamar tidur Anda dengan televisi. Pasalnya aktivitas menonton televisi menjelang tidur dapat meningkatkan detak jantung dan membuat otak menjadi begitu aktif, terutama jika Anda gemar menonton serial kriminal. Bahkan paparan program TV yang menampilkan adegan kekerasan juga dapat menyebabkan mimpi buruk bagi orang yang menontonnya.

Untuk itu, dokter menyarankan sejumlah trik untuk membantu merilekskan tubuh, di antaranya meditasi, tidur dalam posisi meringkuk dan membaca buku.

3. Lembur
Kebiasaan lembur di kantor atau membawa pekerjaan ke rumah justru dapat menyebabkan stres yang berujung pada insomnia dan hilangnya selera makan. Membahas tentang bahan pekerjaan yang akan dipresentasikan esok hari atau berdiskusi dengan rekan kerja menjelang jam tidur membuat otak menjadi lebih waspada, termasuk meningkatkan adrenalin dan kadar stres seseorang. Orang yang bersangkutan tentu jadi sulit tidur nyenyak.

4. Banyak bicara
Terkadang karena aktivitas yang padat seharian, Anda baru bisa sharing dan berduaan dengan pasangan saat jam tidur tiba. Sebetulnya tak jadi soal, tapi perlu diantisipasi jika hal ini berubah menjadi perdebatan antarpasangan yang dapat menaikkan tingkat energi, termasuk memunculkan amarah sekaligus rasa takut sehingga membuat seseorang sulit terpejam.

Pasangan yang baru saja bertengkar juga cenderung sulit tidur setelahnya.

5. Olahraga malam
Rutin berolahraga tentulah kebiasaan baik yang harus diadopsi setiap orang, asalkan tidak dilakukan di malam hari. Menurut para pakar, hal ini ada kaitannya dengan suhu tubuh dan kualitas tidur. Pasalnya seseorang baru bisa tidur jika suhu tubuhnya lebih rendah dari normal, sedangkan olahraga berakibat pada peningkatan suhu tubuh beserta metabolismenya. Tentu saja ini tidak ideal bagi Anda yang ingin segera tidur.

 http://health.detik.com/read/2013/10/08/200401/2381810/763/ingin-tidur-nyenyak-ini-lima-kebiasaan-yang-paling-harus-dihindari?l992203755

Partograf

CARA MENGISI PARTOGRAF PARTUS

PARTOGRAF 

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala suatu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. (Anonim. 2013 ) Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.( saifudin, abdul bari. 2002). Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama fase aktif persalinan ( depkes RI, 2004).
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah :
  1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
  2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
  3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik, dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medic ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Partograf dapat digunakan:
  • Untuk semua ibu dalam semua aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
  • Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit dll).
  • Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalian kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Specialis Obstetri, Bidan, Perawat, Dokter Umum)
Mencatat Temuan Pada Partograf
A. lnformasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: jam atau pukul pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.

B. Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air
ketuban dan penyusupan (kepala janin)
    1. Denyut jantung janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tandatanda  gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas dan bersambung
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160. untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
2. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
• U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
• J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jemih
• M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
• D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
• K :selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi ("kering")
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit) maka ibu harus segera dirujuk Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat daruratan obstetri dan bayi baru lahir

3. Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar detajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD). Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan. Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.

Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambanglambang
berikut ini:
0: tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 ; tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besamya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besamya dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak tersendiri.

Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum arigka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (Menentukan Penurunan Janin). Setiap kotak segi empat atau kubus menunjukkan waktu 30 menit untuk pencatatat waktu pemeriksaan, denyut jantung janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi ibu.
1. Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besamya pembukaan serviks.
Perhatikan:
• Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan besamya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil periksa dalam.
• Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan (pembukaan serviks) dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks (hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada. Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)

2. Penurunan bagian terbawah janin
Setap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan tandatanda penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm. Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda '0' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai cantah, jika hasil pemeriksaan palpasi kepaia di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda "0" di garis angka 4. Hubungkan tanda '0' dari setiap pemeriksaan dengan
garis tidak terputus

3. Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dll).
Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, rnisalnya : persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.

Jam dan waktu
1. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

2. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).

Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
Obat-Obatan Dan Cairan Yang Diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin,
obat-obat lainnya dan cairan IV.
1. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
2. Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.
Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang
untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika
diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai.
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak atau
diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.
2. Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlahjproduksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkernih).
Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam
urin.
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf,
atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu
saat membuat catatan persalinan
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
• Jumlah cairan per oral yang diberikan
• Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur
• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum)
• Persiapan sebelum melakukan rujukan

Manfaat ASI untuk ibu dan bayi

Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis bagi keluarga. Meskipun ASI sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu – ibu yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka. Hal ini dapat dilihat dari data di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2008 sebanyak 6,5 %, tahun 2009 sebanyak 10,5 %, tahun 2010 sebanyak 19,2 % serta pada bulan Januari hingga Agustus 2011 hanya 8,3 % bayi yang mendapat ASI Eksklusif. Angka tersebut masih rendah mengingat berdasarkan target dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015 minimal ibu menyusui bayi secara eksklusif sebesar 80 %.
Keuntungan lain yang tidak kalah pentingnya bagi bayi yang disusui ASI lebih sehat dan dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi terutama diare dan pneumonia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data kematian bayi di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan akibat aspirasi susu formula di tahun 2009 sebanyak 5 bayi, tahun 2010 sebanyak 4 bayi, serta tahun 2011 sebanyak 5 bayi.
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0 – 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi ( pengobatan penyakit ). ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi , hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat – zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari – sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system saraf.
Manfaat ASI antara lain :
  1. a.Mudah dicerna
  2. b.ASI mengandung zat – zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
  3. c.Protein ASI lebih mudah diserap dibanding pada susu sapi.
  4. d.Bermanfaat untuk kecerdasan, karena mengandung asam lemak dan asam amino yang penting untuk perkembangan otak.
  5. e.Meningkatkan kekebalan, sehingga bayi tidak mudah sakit.
  6. f.Bersih dan bebas pencemaran.
  7. g.Kontak langsung antara ibu dengan bayi akan membentuk ikatan kasih sayang yang bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan psikologis bayi.
  8. h.Bersih dan murah, sehingga aman untuk bayi dan hemat.
Adapun bagi ibu menyusui dapat menunda haid dan kehamilan ( berfungsi sebagai kontrasepsi ) serta mengurangi resiko kanker payudara. Bayi yang tidak mendapatkan ASI memiliki risiko tumbuh kembang yang tidak optimal diakibatkan asupan nutrisi yang kurang serta lebih mudah terkena penyakit infeksi. Disamping itu pemberian susu formula secara dini akan menyebabkan kerugian secara materi.
Dari hal itu keuntungan menyusui bagi bayi diantaranya yaitu :
  1. a.Sebagai sumber gizi yang lengkap.
  2. b.Imunisasi awal yang berguna meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
  3. c.Meningkatkan kecerdasan otak serta emosional dan spiritual bayi.
  4. d.Menyusui merupakan hak bayi.
Adapun keuntungan menyusui bagi ibu dan keluarga diantaranya yaitu :
  1. a.Mencegah perdarahan.
  2. b.Mempercepat pengecilan rahim setelah melahirkan.
  3. c.Mengurangi pengeroposan tulang.
  4. d.Mengurangi resiko kanker payudara.
  5. e.Mudah dan praktis serta hemat.
  6. f.Bagi ibu bekerja akan jarang bolos karena bayi sakit.
Tetapi adanya produk – produk susu formula yang begitu banyak menyebabkan banyak masyarakat beralih dari ASI ke susu formula. Hal ini menyebabkan banyak terjadi pemberian makanan pendamping ASI secara dini. Beberapa penyebab ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi. Selain itu adanya produk susu formula yang beredar dimasyarakat menyebabkan masyarakat memilih memberikan susu formula pada bayi. Serta merasa tidak percaya diri untuk menyusui, ASI yang tidak keluar, ASI yang tidak mencukupi , kesibukan ibu menyusui, serta faktor sosial budaya yang terjadi di masyarakat sehingga bayi tidak mendapatkan ASI.
Semestinya dengan mengetahui manfaat ASI penggunaan susu formula bisa dihindari pada saat bayi dalam masa eksklusif. Serta dengan adanya Undang – Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan , hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif dapat terpenuhi. Semoga segera dapat ditindaklanjuti dengan adanya Peraturan Daerah di Kabupaten/Kota tentang ASI Eksklusif. (Ning)
Sumber : Gema Bersemi Edisi 5 Tahun 2011

Adapun zat-zat kekebalan yang terdapat dalam ASI
Jenis                                  Manfaat
- Imunoglobulin                Melindungi tubuh terhadap infeksi
- Zat anti stapilokokus      Menghambat pertumbuhan stapilokokus
- Komplemen C3 dan C4   Mempunyai daya opsenik
- Lisozim                          Menghancurkan dinding sel bakteri
- Laktoperoksidase           Membunuh streptococcus
- Laktoferrin                     Membunuh beberapa jenis organisme
- Sel darah putih               Fagositosit, membuat C3 dan C4, Laktoferin, S IgA.

Berikut ini manfaat ASI bagi bayi di antaranya :
Manfaat Kesehatan :

-  6-8 kali lebih jarang menderita kanker anak seperti leukemia limphositik, neuroblastoma, lymphoma maligna.

-16,7 kali jarang kena pneumonia.

- 3 kali lebih jarang terkena risiko dirawat karena sakit saluran pernafasan dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.

-47 persen jarang mencret, 23,5 persen jarang fatal.

- Menghindarkan dari kurang gizi, kurang vitamin dan mengurangi risiko kencing manis.

- Mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah juga penyakit menahun seperti usus besar.

- Anak biasanya lebih jarang alergi.

- Menurunkan serangan asma,

Manfaat ASI untuk kecerdasan dan otak :

-Hasil penelitian di Inggris dari 1.736 anak ASI umumnya mempunyai pendidikan yang tinggi. Penelitian ini tidak membedakan latar belakang sosial ekonomi.

-Penelitian di Denmark terhadap 3.253 orang menemukan fakta bayi yang disusui sejak kurang 1 bulan IQ-nya lebih rendah dibandingkan dengan yang disusui 7-9 bulan. Jadi, ada korelasi pemberian ASI dengan tingkat IQ.

- Metaanalisa menemukan terhadap 40 penelitian, bahwa 68 persen menyimpulkan menyusui meningkatkan kepandaian